Sesuatu yang Kecil

Aku habis nonton film di TV. Nggak terlalu penting sih, tapi apa salahnya memperhatikan hal-hal yang kecil jika ada sebuah pelajaran besar di balik itu semua. Bukannya allah yang maha besar saja tidak segan membalut nilai-nilai ajarannya yang suci dengan semut, lebah, laba-laba sebagai perumpamaannya?

Intinya, film itu bercerita tentang seorang cewek yang ditinggal mati sahabatnya. Dia bertekad untuk bisa melakukan semua hal yang ada daalm diary sahabatnya yang dia berikan untuknya. Namun sayangnya, sahabatnya itu adalah orang yang baik dan pintar. Itu berarti sifat kebalikan dari dirinya. Dengan susah payah, akhirnya dia bisa mengadopsi sifat sahabatnya yang baik dan pintar itu. Hingga sampai pada halaman yang paling akhir yang menuliskan detik-detik dirinya mati diserang leukemia.

Huh.. rada konyol sih ceritanya, karena sang cewek bisa benar-benar memerankan setiap kejadian di diary itu dengan perfect dan begitu mirip dengan kejadian di dalamnya. Tapi terserahlah, anggap saja itu bagian dari kreatifitas scenario. Dan ini yang paling penting: pelajaran!

Pertama, gak bakal ada seseorang yang bisa meniru orang lain secara 100%. Manusia diciptakan oleh Allah swt dengan dunianya masing-masing. Murni endemic untuk dirinya sendiri. jadi walaupun kita bener-bener mengagungkan seseorang dengan segala kebaikannya, lalu berusaha untuk menirunya, maka itu tidak akan bisa. Kecuali kita tetap membiarkan diri kita masuk di dalamnya. Tetap ada ruang buat kita untuk menempatkan diri kita di sana, di antara bayangan-bayangan orang lain yang kita jadikan guru kita. Oke!

Kedua, peristiwa hari ini gak akan pernah bisa terulang untuk kedua kali di waktu yang lain. Jadi, berhentilah berkata ‘Hari ini minggu lalu’, karena minggu lalu di hari yang sama terasa lebih indah dan lebih menyenangkan daripada hari ini yang begitu menyedihkan. 20 oktober 2008 hanya akan terjadi satu kali dalam persejarahan kehidupan di alam semesta. Walaupun terkadang penyesalan selalu hadir, tak ada hal lain yang bisa dilakukan kecuali memanfaatkan hari ini dengan sebaik-baiknya. Nafas kita tidak akan kuat terus bertahan selam a 100 tahun. Satu titik atom di tubuh kita hingga alam semesta yang tak berbatas ini adalah sesuatu yang senantiasa berjalan, dinamis!

Demi waktu, demi eksistensi, demi penciptaan, demi seluruh skenarioNya yang tak terindra…

Waktulah yang akan menjawab semuanya….

0 Comments:

Post a Comment



Posting Lama Beranda